UTS MPG (Kode soal : 002)
1. Kapan seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran ?
Guru dapat menggunakan media pembelajaran ketika dia membutuhkannya dan untuk menyampaikan materi tertentu, misalnya untuk pokok bahasan transportasi guru menghendaki penggunaan model, gambar, poster, dan lain-lain. Proses pemilihan seperti ini pun perlu pertimbangan dengan matang sehingga media yang dipilih betul-betul efektif dalam mendukung proses pembelajaran yang dikehendaki. Tidak semua guru diberi kepandaian dalam bercerita tentang suatu objek, khususnya objek yang membutuhkan penjelasan yang lebih. Dan dengan penjelasan kata-kata mungkin akan menghabiskan waktu yang lama, pemahaman murid juga berbeda sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan bukan tidak mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi. Oleh karena itu, guru bisa menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajar an berdasarkan tempat, artinya media yang digunakan untuk pembelajaran tiidak selalu identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namun proses belajar tanpa kehadiran gurupun dan mengandalkan termasuk dalam kegiatan pembelajaran.
2. Apakah pembuatan media selamanya harus mahal,? Mengapa?
Tidak, karena tidak semua media pembelajaran itu mahal. Media yang “murah meriah” membutuhkan kreatifitas yang tinggi. Ketika kita berpikir kreatif, apa pun yang kita temukan di sekitar kita bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Guru yang kreatif tidak akan terkungkung oleh pemikiran yang terlalu rsempit bahwa media pembelajaran harus dibuat sebagus dan seideal mungkin apalagi dengan media elektronik yang pasti membutuhkan biaya yang sangat mahal..Paradigma bahwa media pembelajaran haruslah sedemikian rupa dan sempurna harus dibuang jauh-jauh jika guru ingin maju. Tetapi akan lebih baik jika pembuatan media pembelajaran nya murah dan hasilnya juga bagus sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik. misalnya kita menggunakan barang-barang bekas (majalah/Koran) untuk media pembelajaran. Dari majalah atau koran bekas, kita bisa memperoleh gambar-gambar atau artikel yang bisa dipakai untuk belajar. Gambar-gambar peristiwa atau kartun-kartun lucu bisa mudah kita temukan di koran.
Contoh diatas merupakan media murah meriah yang dapat dibuat sendiri oleh guru tanpa mengesampingkan peran pembuat media profesional yang hasil karyanya banyak tersedia di pasaran. Dalam hal ini tangan dan mata seorang guru haruslah aktif dalam arti yang positif. Aktif untuk melihat, memilih, memilah dan mengambil hal baru di sekitarnya yang sekiranya bermanfaat untuk perkembangan anak didik.
Jadi, seorang guru secara mandiri harus bisa menyiapkan media pembelajaran untuk membantu peserta didik belajar lebih efektif. Memang membutuhkan waktu untuk menyiapkan media pembelajaran. Tapi, yakinlah, waktu yang telah diinvestasikan untuk mempersiapkan media pembelajaran akan terbayar oleh hasil yang akan didapat.
3. Sebutkan perbedaan antara media, alat peraga, dan sumber belajar ?
Media
Media merupakan salah satu factor penentu keberhasilan Pembelajaran. Terkadang informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhhnya oleh siswa, disinilah peran media, sebagai alat bantu memeperjelas pesan pembelajaran. Keberhasilan penggunaan media, tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan.
Macam-macam media yaitu
Ø Media Grafis : media fisual yang menyajikan fakta, idea tau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka dan symbol/gambar.
Ø Media bahan cetak : media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan/atau offset.
Ø Media gambar diam : media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi contohnya foto.
Ø (Media audio visual diam) : media yang penyampaian pesannya dapt diterima pleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan adalh gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak .
Ø (film/motion picture) : serangkaian gambara diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.
Ø (televisi) : media yang dapat menampilkan pesan secara audiovisual dan gerak(sam dengan film)
Alat peraga
Alat peraga lebih spesifik dari media atau alat peraga merupakan bagian dari media. Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan cirri-ciri dari konsep yang dipelajari.
Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang inti dari suatu konsep. Beberapa contoh dari alat peraga.
1. Papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegi panjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru menerangkan sub bab bangun geometri datar persegi panjang.
2. Pensil, kapur, lidi, biji-bijian dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat memperkenalkan bilangan kepada siswa, dengan cara membilang banyaknya anggota dari kelompok benda, sehingga pada akhir membilang akan ditemukan bilangan yang sesuai dengan kelompok benda tersebut.
Sumber belajar
Sumber belajar sangat luas artinya yaitu tempat kita mendapatkan pengetahuan
Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah, ' segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.' Pendapat lain dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977) yaitu ' berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.'
Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya. Disini guru hanya sebagai fasilitator bagi ppeserta didiknya.
Sumber belajar tidak hanya didapat dari guru dan buku teks saja. Peserta didik bisa mencari sumber belajardari mana saja asalkan sumber yang benar yang benar. Misalnya menjadikan warnet sebagai salah satu sumber belajar juga.
4. Mengapa memilih media pembelajaran harus mempertimbangkan aspek sosiologi ?
Media yang mempertimbangkan aspek sosiologi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Karena di kota kelas yang heterogen, jika dilihat dari suku, ras dan agama cukup banyak dalam satu kelas ada yang berasal dari suku Jawa, Sunda, Madura dan sebagainya, ada yang beragama Hindu, Budha, Kristen Protestan, Katolik dan Islam. Akan tetapi kebanyakan sekolah siswa-siswa yang beragama Islam merupakan mayonitas. Pada sekolah-sekolah tertentu dan daerah tertentu memang ada kelas yang mayonitas sekolah bukan agama Islam. Akan tetapi untuk daerah tertentu dapat terjadi kelas itu dilihat dari segi agama adalah homogen.
Kelas dilihat dari segi sosial ekonomi lebih cenderung heterogen. Setiap kelas akan dihadiri oleh siswa siswa yang berasal dari kondisi sosial ekonomi orang tua yang berbeda-beda.
Dilihat dari kemampuan siswa suatu kelas cenderung heterogen. Sebab setiap kelas akan mengikuti gejala normal yaitu terdiri dari anak yang pandai, sedang dan kurang pandai. Efek dan kondisi kelas yang demikian ini dilihat dari segi kemampuan terhadap kemampuan kognitif dan afektif masih banyak menjadi pertentangan dari para ahli. Pengelompokkan berdasarkan kemampuan akan kurang tepat jika dilihat secara paedagogis.
Dalam kehidupan kelas terjadi komunikasi antara guru dan siswa dan antara siswa dan siswa. Interaksi dalam kelas tidak selalu berjalan dengan tenang, damai, tenteram, hangat, penuh keakraban dan sebagainya, akan tetapi sering juga terjadi situasi persaingan yang tidak sehat, pertentangan pendapat yang menjurus percekcokkan dan bahkan terjadi perkelahian
5. Sebutkan faktor-faktor hambatan pengembangan media pembelajaran di
Media pembelajaran di
a. Kurangnya sarana dan prasarana dari pemerintah untuk mendukung pengembangan media pembelajaran, khususnya di sekolah. Banyak sekolah yang tidak mendapatkan alat/media bantu khususnya media elektronik.
b. Tidak bisa atau takut menggunakan (gagap teknologi) dalam media pembelajaran. Apalagi Gagap teknologi (gaptek), ternyata masih banyak yang dialami oleh sebagian guru kita.
c. Masyarakat ada yang beranggapan bahwa media itu hanya untuk hiburan sedangkan belajar itu harus serius. Jaman dulu, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang serius sedangkan media identik dengan hiburan. Tidak mungkin melakukan proses belajar sambil santai. Paradigma belajar kini sudah berubah. Kalau belajar dapat dilakukan dengan menyenangkan, mengapa harus dilakukan dengan tegang dan menyeramkan. Seharusnya para praktisi pendidikan harus bisa mengembangkan media yang bisa membelajarkan siswa sekaligus menghibur. Alangkah idealnya jika kita mampu membuat suatu media yang bisa menyajikan pesan-pesan belajar, sambil menghibur siswa. Ini memang menuntut kreatifitas kita.
d. Ketika dalam proses pembelajaran, Kebiasaan masyarakat kita khususnya guru “senior” mengandalkan ceramah. Mengajar dengan hanya mengandalkan verbalistik saja memang lebih mudah, tidak perlu banyak persiapan. Dari kepentingan guru, cara tersebut memang lebih enak. Namun kita harus mempertimbangkan kepentingan siswa yang belajar, bukan selera guru semata. Bagi guru yang pandai bicara, mengajar dengan mengandalkan ceramah mungkin saja bisa menarik perhatian siswa. Namun tidak semua guru memiliki kepiawaian untuk “berpidato” yang mampu memikat seluruh siswanya. Tidak semua materi dapat disampakan hanya dengan “berpidato”. Tetapi akan semakin efektif jika ceramah tersebut juga dibantu dengan berbagai macam media penunjang. Guru yang baik perlu menggunakan multi metode dan multi media dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran, bukan sekedar berfungsi sebagai alat bantu mengajar, melainkan media itu sendiri juga dapat memerankan fungsi sebagai penyampai pesan belajar. Dengan begitu, tidak semua informasi pelajaran harus disajikan oleh guru. Apalagi kita menyadari bahwa guru bukanlah manusia super yang serba tahu tentang segala informasi. Untuk itu, setiap kali menjalankan perannya sebagai pengajar, guru membutuhkan bantuan media. Dalam pembelajaran, tak ada salahnya guru berbagi peran dengan media. Biarkanlah media membantu memerankan sebagian tugas kita untuk menyajikan informasi belajar. Dengan begitu, para guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk melakukan peran lain yang tak kalah penting.
6. Bagaimana prosedur pengembangan media presentasi powerpoint ?
1. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan meteri, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang npendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung gambar, animasi, video dll
2. Mengumpulkan bahan pendudkung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara melalui internet (browsing), menggunakan yang sudah ada di direktori anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang di ambil dari bahan utama misalnya buku, mmodul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahsan atau pointer-pointer.
3. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di powerpoint sampai selasai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk slide show, web pages atau executable file (exe).
4. Setelah program selesai dibuat, Tidak langsung digunakan sebaiknya di gunakan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak dan kebenaran konse, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.
7. Bagaimana teknik penggunaan media pembelajaran berdasarkan tempat?
Berdasarkan tempat penggunaannya, beberapa teknik penggunaan media pembelajaran, yaitu :
a. Penggunaan media di kelas. Pada teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan penggunaannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media tersebut guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Media Pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal tersebut., yaitu tujuan, materi, dan strategi pembelajaran. Yang terpenting dalam hal ini media tersebut disajikan di ruang kelas dimana guru dan siswa hadir bersama-sama berinteraksi secara langsung. Media ini dapat digunakan di kelas karena memungkinkan dilihat dari sisi biaya,berat dan ukuran, kemampuan siswa dan guru untuk menggunakannya, dan tidak membahayakan bagi penggunanya.
b. Penggunaan media diluar kelas. Dalam hal ini media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun digunakan oleh siswa sendiri tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua siswa. Media pembelajaran di luar kelas, terdiri dari :
· Penggunaan media tidak terprogram
Penggunaan media dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini ada kaitannya dengan keberadaan media massa yang ada di masyarakat, misalnya televisi, radio, penggunaan film melalui CD/DVD ROM, penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum yang diberikan oleh guru atau sekolah. Contoh penggunaan media seperti ini ialah
· Penggunaan Media secara Terprogram
Penggunaan Media secara Terprogram adalah bahwa media tersebut digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Dan di supervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dibahas atau ditentukan terlebih dahulu.
Biasanya siswa diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok diketahui oleh pimpinan kelompokBerikut beberapa contoh penggunaan media secara terprogram:
- Penggunaan radio di SLTP Terbuka
Penggunaan radio sebagai media pembelajaran di laksanakan di luar kelas, sesuai dengan karakteristik SLTP terbuka yaitu sebagian besar belajar menggunakan bahan berupa modul, belajar dimana saja saat mereka bekerja atau bermain.
- Penggunaan E-Learning di beberapa sekolah di
E-Learning adalah system pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk mebantu kegiatan pembelajaran.
8. Bagaimana variasi penggunaann media dalam proses pembelajaran ?
Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.
Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan maksud tertentu, relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta kemampuan siswa, berlangsung secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana.
Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu :
a. variasi
b. variasi pengalihan penggunaan indra : dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, penglihatan, pencium, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan variasi penggunaan media atau alat bantu pembelajaran.
c. variasi pola interaksi : mencakup pola hubungan guru dan siswa.
Dilihat dari variasi penggunaannya, media dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. secara perorangan,
media dapat digunakan oleh seseorang sendirian saja atau istilahnya individual learning, banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dengan jelas sehingga orang dapat mengerjakannya secara mandiri.
b. kelompok, atau siswa dalam jumlah yang sangat banyak
Pembelajaran dapat berlangsung dengan jumlah siswa yang sangat banyak atau bersifat kelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 sampai dengan 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 sampai dengan 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompribuan dapat menggunakan media juga memerlukan buku petunjuk.
c. Secara Masal
Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media tersebut secara bersama-sama. Media yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televisi, atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35 mm. untuk memudahkan orang yang belajar dengan menggunakan media seperti ini sebaiknya kepada para peserta di berikan bahan tercetak sebelumnya.